Jumat, 14 Oktober 2016

PENTINGNYA BERGURU PADA SANAD YANG JELAS

Hasil gambar untuk PENTINGNYA BERGURU PADA SANAD YANG JELAS


















 Imam Malik ~rahimahullah menasehatkan bahwa sebaiknya janganlah mengambil ilmu agama dari dari orang-orang yang tidak jelas sanad ilmu (sanad guru) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ulama meskipun dia tidak mendustakan perkataan (hadits) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Imam Malik ~rahimahullah berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu) dan dari orang yang mendustakan perkataan manusia (ulama) meskipun dia tidak mendustakan perkataan (hadits) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam”
Syaikh Nashir al-Asad menjawab pertanyaan ini: “Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majlis-majlis ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para ulama tidak menganggapnya sebagai ilmu, mereka menyebutnya shahafi atau otodidak, bukan orang alim… Para ulama menilai orang semacam ini sebagai orang yang dlaif (lemah). Ia disebut shahafi yang diambil dari kalimat tashhif, yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak mendengar langsung dari para ulama, maka ia melenceng dari kebenaran. Dengan demikian, Sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah untuk menghindari kesalahan semacam ini” (Mashadir asy-Syi’ri al-Jahili 10)
Orang-orang yang tidak jelas sanad ilmu (sanad guru) nya adalah orang-orang yang memahami Al Qur'an dan As Sunnah lebih bersandarkan mutholaah (menelaah kitab) secara otodidak (shahafi) dengan akal pikiran sendiri dan pada umumnya bermazhab dzahiriyyah yakni berpendapat, berfatwa, beraqidah (beri'tiqod) selalu berpegang pada nash secara dzahir (makna dzahir) dari sudut arti bahasa (lughot) dan istilah (terminologi) saja
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)
sesungguhnya tujuan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan.
Ketika seseorang merasa benar dengan akal pikirannya sendiri menurut yang ia BACA..menurut MBAH GOOGLE tanpa memahami kaidah yang benar memahami agama (sanad) maka gurunya adalah syetan.
banyak yang tidak sadar apa yang ia ketahui tanpa bimbingan guru yang jelas dan bersanad mengakibatkan ia mudah terjerumus dalam pemahman yang keliru..namun ngotot merasa benar menurut akalnya.
kita bisa lihat di dunia internet ini.. dengan modal..baca baca mbah google yang sumbernya campur aduk antara yang hak dan bathil..lantas ia menganggap apa yang ia pahami dengan itu sudah benar..padahal...hukum agama tidak semudah itu..
seorang santri kawakan..perlu bertahun tahun memahaminya..dan itupun masih merasa dirinya bodoh.dan adalah lucu jika seoarang yang baru baca baca..saja sudah merasa paling kawakan.
saranku..hati hatilah memahami agama..telitilah..dalam persoalan apa saja..dan tanykan pada ahlinya secara langsung..

Semoga manfaat...
Like and share...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar